Kamis, 01 Agustus 2013

GUNUNG SLAMET



Ketika cahaya mulai menyambut, 4.32 
Sebutir mentari memancarkan cahaya, menerobos ke sela-sela gumpalan awan. Barisan gunung mulai terlihat siluet (Dieng, Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu terhalang Sumbing -Red.) Suara alam mulai terdengar hingga menggetarkan hati di tengah hembusan fajar. Dedaunan bergoyang mengibaskan tetesan butiran embun. Suhu udara semalaman mencapai 8◇ celcius dengan kelembaban mencapai 40%.
.
Dari batas vegetasi, 5.22
Telapak tangan mulai membeku kehilangan rasa. Sahutan 'guyon' terdengar dari ketinggian 3428 meter dari permukaan laut. Terjalnya bebatuan vulkanik tak menghambat laju perjalanan ini. Sementara Kota-kota dan Desa-desa masih terbuai selimut awan, ber-alas-kan permadani hijau. Hamparan lagit biru terasa seperti samudra di tengah angkasa, jauh dari tepian pantai.
.
Sedikit lebih tinggi, 6.32
Kaki ini mencoba berdiri lebih tinggi bukan untuk merasa sombong di hadapan yang lain. Ini hanya sekilas perjalanan untuk kembali menemukan orbit dan rotasi kehidupan. Berada lebih tinggi daripada lautan awan putih, bukan berarti hati ini bebas dari segala noda. Mendaki lebih tinggi dan sejajar dengan horison, hingga terasa begitu kerdilnya jasat ini dihadapan Yang Maha Tinggi.